Contoh Kalimat Mudhof dan Mudhof Ilaih

Dalam bahasa Arab, terdapat dua jenis kalimat yang sering digunakan, yaitu kalimat mudhof dan mudhof ilaih. Kedua jenis kalimat ini memiliki perbedaan dalam struktur dan makna. Pada artikel ini, kita akan membahas contoh kalimat mudhof dan mudhof ilaih beserta penjelasannya.

Kalimat Mudhof

Kalimat mudhof merupakan kalimat yang memiliki subjek dan predikat. Subjek biasanya berupa isim (kata benda) atau pronomina (kata ganti), sedangkan predikat berupa fi’il (kata kerja) atau isim sifat (kata sifat).

Contoh kalimat mudhof:

1. أَحْمَدُ يَقْرَأُ الْكِتَابَ (Ahmadu yaqra’u al-kitaba)

Artinya: Ahmad membaca buku.

2. الطَّالِبَةُ تَكْتُبُ بِالْقَلَمِ الْأَحْمَرِ (At-talibatu taktubu bil-qalamil ahmari)

Artinya: Siswa perempuan menulis dengan pena merah.

3. الْكِتَابُ ثَقِيلٌ (Al-kitabu thaqilun)

Artinya: Buku itu berat.

4. الْمَدِينَةُ كَبِيرَةٌ (Al-madinatu kabiratun)

Artinya: Kota itu besar.

5. أَنَا طَالِبٌ (Ana talibun)

Artinya: Saya adalah seorang siswa.

Dalam kalimat mudhof, subjek dan predikat memiliki hubungan langsung dan tidak memerlukan tambahan kata.

Kalimat Mudhof Ilaih

Kalimat mudhof ilaih adalah kalimat yang terdiri dari dua bagian, yaitu mudhof (subjek) dan mudhof ilaih (predikat). Pada kalimat ini, predikat membutuhkan tambahan kata yang disebut ilaih untuk melengkapi makna kalimat.

Artikel Lain:  Contoh Soal Essay Basket

Contoh kalimat mudhof ilaih:

1. الطَّالِبُ يَسْكُنُ فِي الْمَدينَةِ (At-talibu yaskunu fil-madinati)

Artinya: Siswa tinggal di kota.

Pada contoh kalimat di atas, “at-talibu” (siswa) adalah mudhof dan “yaskunu fil-madinati” (tinggal di kota) adalah mudhof ilaih. Predikat “yaskunu” membutuhkan tambahan kata “fil-madinati” (di kota) agar kalimat memiliki makna yang lengkap.

2. الْكِتَابُ يَقَعُ عَلَى الطَّاوِلَةِ (Al-kitabu yaqa’u ‘ala at-tawilati)

Artinya: Buku itu terletak di atas meja.

Pada kalimat di atas, “al-kitabu” (buku) adalah mudhof dan “yaqa’u ‘ala at-tawilati” (terletak di atas meja) adalah mudhof ilaih. Predikat “yaqa’u” membutuhkan tambahan kata ” ‘ala at-tawilati” (di atas meja) agar kalimat memiliki makna yang jelas.

3. السَّمَاءُ تُمْطِرُ (As-sama’u tumtiru)

Artinya: Langit sedang hujan.

Pada kalimat di atas, “as-sama’u” (langit) adalah mudhof dan “tumtiru” (sedang hujan) adalah mudhof ilaih. Predikat “tumtiru” tidak membutuhkan tambahan kata, sehingga kalimat mudhof ilaih ini lebih sederhana.

Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, terdapat dua jenis kalimat yang umum digunakan, yaitu kalimat mudhof dan mudhof ilaih. Kalimat mudhof memiliki struktur yang lebih sederhana, hanya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan kalimat mudhof ilaih terdiri dari mudhof (subjek) dan mudhof ilaih (predikat) yang membutuhkan tambahan kata untuk melengkapi makna kalimat. Dengan memahami kedua jenis kalimat ini, kita dapat memperkaya kosa kata dan pemahaman bahasa Arab kita.

Leave a Comment